Artwork

Nội dung được cung cấp bởi The Conversation. Tất cả nội dung podcast bao gồm các tập, đồ họa và mô tả podcast đều được The Conversation hoặc đối tác nền tảng podcast của họ tải lên và cung cấp trực tiếp. Nếu bạn cho rằng ai đó đang sử dụng tác phẩm có bản quyền của bạn mà không có sự cho phép của bạn, bạn có thể làm theo quy trình được nêu ở đây https://vi.player.fm/legal.
Player FM - Ứng dụng Podcast
Chuyển sang chế độ ngoại tuyến với ứng dụng Player FM !

Laut dalam di Indonesia timur kaya bakteri, tapi belum banyak dipelajari

5:58
 
Chia sẻ
 

Manage episode 226051471 series 2163845
Nội dung được cung cấp bởi The Conversation. Tất cả nội dung podcast bao gồm các tập, đồ họa và mô tả podcast đều được The Conversation hoặc đối tác nền tảng podcast của họ tải lên và cung cấp trực tiếp. Nếu bạn cho rằng ai đó đang sử dụng tác phẩm có bản quyền của bạn mà không có sự cho phép của bạn, bạn có thể làm theo quy trình được nêu ở đây https://vi.player.fm/legal.
Organisme di laut dalam seperti jelly dan organ bersel satu. Fona/Shutterstock

Perairan Indonesia Timur punya banyak harta karun berupa organisme yang unik dan menarik tapi tidak banyak diketahui oleh peneliti dalam negeri. Di Ambon, banyak ekspedisi ilmiah sejak 1800, tapi yang melakukannya mayoritas dari luar negeri: Denmark, Belanda, Perancis, dan Amerika.

Para ilmuwan Barat itu “mengeduk-eduk” kekayaan alam laut Indonesia untuk riset ilmiah. Yosmina Tapilatu, peneliti dari Pusat Penelitian Laut Dalam Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, menjelaskan kekayaan laut dalam di Indonesia timur yang belum banyak ditelusuri oleh peneliti dalam negeri.

Lima tahun pasca Perang Dunia Kedua, sebuah kapal bernama Galathea bergerak dari pelabuhan di Copenhagen, Denmark, bersama 120 orang awak kapal. Setelah berbulan-bulan berlayar, mereka tiba di Laut Banda. Ekspedisi Galathea bersejarah bagi penelitian bakteri laut dalam. Para ilmuwan yang ikut ekspedisi ini berhasil mengungkap keberadaan fauna misterius penghuni ribuan meter laut dalam. Ahli mikrobiologi laut Profesor Claude Zobbel dari University of California jadi ilmuwan pertama yang meneliti bakteri laut dalam Indonesia.

Sama seperti Zobbel, Yosmina Tapilatu juga tergila-gila dengan bakteri laut dalam, khususnya di perairan Indonesia Timur yang terbentang dari Selat Makassar, Laut Banda, Laut Sulawesi, dan sebagian Samudera Pasifik.

Kesenjangan riset memang terjadi. Untuk setiap satu publikasi yang terbit mengenai bakteri laut dari Indonesia timur, ada tujuh sampai delapan yang diterbitkan mengenai tema serupa dari Indonesia barat. Perbandingannya 1:7-1:8. Itu membuktikan bahwa eksplorasi bakteri laut di kawasan Indonesia timur belum ada apa-apanya dibandingkan dengan bagian barat.

Untuk eksplorasi laut dalam, para ilmuwan seperti Yosmina perlu dukungan negara. Mereka butuh kapal riset, laboratorium mikrobiologi, tenaga peneliti, dan tentu saja dana riset yang besar.

Edisi ke-43 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Ihsan Raharjo dan narator Malika. Selamat mendengarkan!

The Conversation
  continue reading

73 tập

Artwork
iconChia sẻ
 
Manage episode 226051471 series 2163845
Nội dung được cung cấp bởi The Conversation. Tất cả nội dung podcast bao gồm các tập, đồ họa và mô tả podcast đều được The Conversation hoặc đối tác nền tảng podcast của họ tải lên và cung cấp trực tiếp. Nếu bạn cho rằng ai đó đang sử dụng tác phẩm có bản quyền của bạn mà không có sự cho phép của bạn, bạn có thể làm theo quy trình được nêu ở đây https://vi.player.fm/legal.
Organisme di laut dalam seperti jelly dan organ bersel satu. Fona/Shutterstock

Perairan Indonesia Timur punya banyak harta karun berupa organisme yang unik dan menarik tapi tidak banyak diketahui oleh peneliti dalam negeri. Di Ambon, banyak ekspedisi ilmiah sejak 1800, tapi yang melakukannya mayoritas dari luar negeri: Denmark, Belanda, Perancis, dan Amerika.

Para ilmuwan Barat itu “mengeduk-eduk” kekayaan alam laut Indonesia untuk riset ilmiah. Yosmina Tapilatu, peneliti dari Pusat Penelitian Laut Dalam Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, menjelaskan kekayaan laut dalam di Indonesia timur yang belum banyak ditelusuri oleh peneliti dalam negeri.

Lima tahun pasca Perang Dunia Kedua, sebuah kapal bernama Galathea bergerak dari pelabuhan di Copenhagen, Denmark, bersama 120 orang awak kapal. Setelah berbulan-bulan berlayar, mereka tiba di Laut Banda. Ekspedisi Galathea bersejarah bagi penelitian bakteri laut dalam. Para ilmuwan yang ikut ekspedisi ini berhasil mengungkap keberadaan fauna misterius penghuni ribuan meter laut dalam. Ahli mikrobiologi laut Profesor Claude Zobbel dari University of California jadi ilmuwan pertama yang meneliti bakteri laut dalam Indonesia.

Sama seperti Zobbel, Yosmina Tapilatu juga tergila-gila dengan bakteri laut dalam, khususnya di perairan Indonesia Timur yang terbentang dari Selat Makassar, Laut Banda, Laut Sulawesi, dan sebagian Samudera Pasifik.

Kesenjangan riset memang terjadi. Untuk setiap satu publikasi yang terbit mengenai bakteri laut dari Indonesia timur, ada tujuh sampai delapan yang diterbitkan mengenai tema serupa dari Indonesia barat. Perbandingannya 1:7-1:8. Itu membuktikan bahwa eksplorasi bakteri laut di kawasan Indonesia timur belum ada apa-apanya dibandingkan dengan bagian barat.

Untuk eksplorasi laut dalam, para ilmuwan seperti Yosmina perlu dukungan negara. Mereka butuh kapal riset, laboratorium mikrobiologi, tenaga peneliti, dan tentu saja dana riset yang besar.

Edisi ke-43 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Ihsan Raharjo dan narator Malika. Selamat mendengarkan!

The Conversation
  continue reading

73 tập

Todos los episodios

×
 
Loading …

Chào mừng bạn đến với Player FM!

Player FM đang quét trang web để tìm các podcast chất lượng cao cho bạn thưởng thức ngay bây giờ. Đây là ứng dụng podcast tốt nhất và hoạt động trên Android, iPhone và web. Đăng ký để đồng bộ các theo dõi trên tất cả thiết bị.

 

Hướng dẫn sử dụng nhanh

Nghe chương trình này trong khi bạn khám phá
Nghe